iklan ditengah

Tampilkan postingan dengan label PDB dan PNB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PDB dan PNB. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Juli 2020

Makalah mengenai PDB dan PNB "Ekonomi Makro"

PEMBAHASAN

1. PDB (Produk Domestik Bruto)
A. Pengertian PDB
    Di dalam suatu perekonomian, di negara-negara maju maupun di Negara-negara berkembang, barang dan jasa di produksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk Negara tersebut tetapi oleh penduduk Negara lain. Selalu didapati produksi nasional digunakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Perusahaan multinasional beroperasi diberbagai Negara dan membantu menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh Negara-negara tersebut. Perusahaan multinasional tersebut menyediakan modal, teknologi dan tenaga ahli kepada Negara dimana perusahaan itu beroperasi. Operasinya membantu menambah barang dan jasa yang diproduksikan didalam Negara, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan sering sekali juga membantu menambah export. Operasi mereka merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi sesuatu Negara dan nilai produksi yang di sumbangkannya perlu dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto atau dalam istilah inggrisnya Gross Domestic Product (GDP), adalah nilai barang dan jasa dalam suatu Negara yang di produksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga Negara-negara tersebut dan Negara asing.

B. Tipe-Tipe PDB
Ada dua tipe GDP, yaitu :
1) GDP dengan harga berlaku atau GDP nominal, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut.
2) GDP dengan harga tetap atau GDP riil, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain.

C. Perhitungan PDB
    Menurut McEachern (2000:147) ada dua macam pendekatan yang digunakan dalam perhitungan GDP, yaitu:
1) Pendekatan pengeluaran, menjumlahkan seluruh pengeluaran agregat pada seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi selama satu tahun.
2) Pendekatan pendapatan, menjumlahkan seluruh pendapatan agregat yang diterima selama satu tahun oleh mereka yang memproduksi output tersebut.  
GDP berdasarkan Pendekatan Pengeluaran 
   Menurut McEachern (2000:149) untuk memahami pendekatan pengeluaran pada GDP, kita membagi pengeluaran agregat menjadi empat komponen, konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor netto. Kita akan membahasnya satu per satu.
   Konsumsi, atau secara lebih spesifik pengeluaran konsumsi perorangan, adalah pembelian barang dan jasa akhir oleh rumah tangga selama satu tahun. Contohnya : dry cleaning, potong rambut, perjalanan udara, dsb.
  Investasi, atau secara lebih spesifik investasi domestik swasta bruto, adalah belanja pada barang kapital baru dan tambahan untuk persediaan. Contohnya : bangunan dan mesin baru yang dibeli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
    Pembelian pemerintah, atau secara lebih spesifik konsumsi dan investasi bruto pemerintah, mencakup semua belanja semua tingkat pemerintahan pada barang dan jasa, dari pembersihan jalan sampai pembersihan ruang pengadilan, dari buku perpustakaan sampai upah petugas perpustakaan. Di dalam pembelian pemerintah ini tidak mencakup keamanan sosial, bantuan kesejahteraan, dan asuransi pengangguran. Karena pembayaran tersebut mencerminkan bantuan pemerintah kepada penerimanya dan tidak mencerminkan pembelian pemerintah.
   Ekspor netto, sama dengan nilai ekspor barang dan jasa suatu negara dikurangi dengan impor barang dan jasa negara tersebut. Ekspor netto tidak hanya meliputi nilai perdagangan barang tetapi juga jasa.  Dalam pendekatan pengeluaran, pengeluaran agregat negara sama dengan penjumlahan konsumsi, C, investasi, I, pembelian pemerintah, G, dan ekspor netto, yaitu nilai ekspor, X, dikurangi dengan nilai impor, M, atau (X-M). Penjumlahan komponen tersebut menghasilkan pengeluaran agregat, atau GDP: C + I + G + (X-M) = Pengeluaran agregat = GDP 

》GDP berdasarkan Pendekatan Pendapatan.
 Menurut McEachern (2000:151) pendapatan agregat sama dengan penjumlahan semua pendaptan yang diterima pemilik sumber daya dalam perekonomian (karena sumber dayanya digunakan dalam proses produksi). Sistem pembukuan double-entry dapat memastikan bahwa nilai output agregat sama dengan pendapatan agregat yang dibayarkan untuk sumber daya yang digunakan dalam produksi output tersebut: yaitu upah, bunga, sewa, dan laba dari produksi. Jadi kita dapat mengatakan bahwa:
Pengeluaran agregat = GDP = Pendapatan agregat
      Suatu produk jadi biasanya diproses oleh beberapa perusahaan dalam perjalanannya menuju konsumen. Meja kayu, misalnya, mulanya sebagai kayu mentah, kemudian dipotong oleh perusahaan pertama, dipotong sesuai kebutuhan mebel oleh perusahaan kedua, dibuat meja oleh perusahaan ketiga, dan dijual oleh perusahaan keempat. Double counting dihindari dengan cara hanya memperhitungkan nilai pasar dari meja pada saat dijual kepada pengguna akhir atau dengan cara menghitung nilai tambah pada setiap tahap produksi. Nilai tambah dari setiap perusahaan sama dengan harga jual barang perusahaan tersebut dikurangi dengan jumlah yang dibayarkan atas input perusahaan lain. Nilai tambah dari tiap tahap mencerminkan pendapatan atas pemilik sumber daya pada tahap yang bersangkutan. Penjumlahan nilai tambah pada semua tahap produksi sama dengan nilai pasar barang akhir, dan penjumlahan nilai tambah seluruh barang dan jasa akhir adalah sama dengan GDP berdasarkan pendekatan pendapatan.

2. PNB (Produk Nasional Bruto)
A. Pengertian PNB
      Produk Nasional Bruto (PNB), atau dalam bahasa inggris dinamakan Gross Nasional Product (GNP) adalah konsep yang mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam menghitung pendapatan nasional bruto, nilai barang dan jasa dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah  barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga Negara dari Negara yang pendapatan nasionalnya dihitung. Oleh karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga Negara suatu Negara terdapat dinegara itu sendiri maupun diluar negeri, maka nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan diluar negeri juga dihitung didalam produk nasional bruto. Tetapi sebaliknya, dalam produk nasional bruto tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik penduduk atau perusahaan Negara lain yang digunakan Negara tersebut.

B. Sifat-Sifat PNB
1. PNB adalah ukuran moneter
PNB tidak memperhitungkan perubahan yang terjadi pada nilai uang karena terjadinya perubahan harga-harga umum. Oleh sebab itu PNB pada tahun tertentu tidak dapat dibandingkan dengan PNB pada tahun lain, karena perubahan yang terjadi disamping menyangkut perubahan jumlah output juga harganya sehingga nilai uang yang digunakan tidak sama besarnya.
2. PNB hanya memperhitungkan barang-barang dan jasa akhir saja
3. Barang dan jasa akhir adalah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dan langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Artinya barang dan jasa itu tidak lagi beredar dipasar untuk diperjual belikan. Barang yang dibeli oleh rumah tangga inividu maupun rumah tangga perusahaan tetapi tidak langsung digunakan sendiri.  Untuk menghindari sesuatu produk dihitung lebih dari satu kali (double counting), dalam perhitungan PNB dipakai cara perhitungan lain yang dikenal dengan nama Cara Nilai Tambah.
 Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan pada PNB oleh rumah tangga perusahaan dan terdiri dari penerimaan rumah tangga perusahaan itu dari penjualan barang dan jasanya dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga perusahaan tersebut untuk membeli barang dan jasa perusahaan lain (barang antra). Dengan demikian jelaslah bahwa PNB dapat juga dinyatakan sebagai keseluruhan nilai tambah rumah tangga perusahaan yang beroperasi dalam masyarakat selama kurun waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.

C. Tipe-Tipe PNB
    Bagi ahli makro ekonomi data terpenting ialah perhitungan produk nasional bruto (GNP-Gross National Product) yang menghubungkan pengeluaran agregat dengan produksi dan pendapatan dalam wujud yang cocok bagi analisis makro ekonomi. GNP di atas 3 trilyun dicapai pertama kali tahun 1982, mencapai nilai 3.059,3 milyar dolar. GNP dirumuskan sebagai nilai pasar dari keluaran barang-barang jadi dan jasa-jasa. Jadi yang dihasilkan suatu Negara selama suatu periode yang dihitung secara arbiter. Meskipun periode waktu yang biasa digunakan untuk menghitung GNP adalah tahun kalender, perkiraan GNP juga disiapkan oleh Departemen Perdagangan atas dasar kuartalan.
   Bila kita amati definisi GNP lebih dekat, akan ditemukan sejumlah istilah pertama, yaitu nilai pasar (market value) yang menyatakan bahwa agregasi dari berbagai barang dan jasa ke dalam suatu totalitas diperoleh dengan menilai setiap barang dan jasa pada nilai pasarnya, kemudian uang ini dijumlahkan. Kedua, megukur nilai produksi baru yaitu keluasan yang dihasilkan selama periode perhitungan. Ketiga, GNP hanya mencakup barang-barang jadi dan jasa-jasa.
    Pada tahun 1982 GNP meningkat menjadi 121,6 milyar dollar melebihi nilai 1981 yang bernilai 2.937,7 milyar dollar, sementara perekonomian berada dalam proses mencebur ke dalam depresi yang paling dalam sejak 1930. Namaun GNP tidak menggambarkan hal ini karena inflasi yang berkesinambungan, harga-harga meningkat sekalipun kuantitas menurun. Untuk mengendalikan dampak inflasi diperlukan tolak ukur lain terhadaap kegaiatan ekonomi agregat. Tolak ukur GNP riil, dengan menilai keluaran harga-harga “tahun dasar” yang dipilih secara arbiter.
    Hasilnya adalah ukuran tentang produksi agregat yang megneliminasi dampak inflasi dan menunjukkan apa yang terjadi dengan kegiatan perekonomian terlepas dari gerak harga-harga. GNP riil 1982, yang dinilai atas harga 1972, turun dari nilai tahun 1981 yaitu dari 1.502,6 milyar dollar menjadi 1.476,9 milyar dollar sehinnga mencatat penurunan tajam ke dalam resesi. Persaentase penciutan sebesar 1,7 persen yang dinyatakan sebagai tingkat pertumbuhan “riil”.
     Bila GNP dinilai pada harga yang berlaku disebut GNP nominal sedangkan GNP yang dinilai atas dasar harga-harga suatu tahun dasar disebut GNP riil. Pembagi GNP nominal dengan GNP riil disebut implicit price deflator. Implicit price deflator adalah suatu ukuran menyeluruh dan penting mengenai inflasi yang jumlahnya sama dengan timbangan rata-rata dari semua harga yang baru dihasilkan dalam perekonomian.

D. Perhitungan PNB
   Jika pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri yang ada dalam perekonomian dinotasikan sebagai PFLN sedangkan pendapatan factor-faktor produksi perekonomian yang ada di dalam negeri dinotasikan sebagai PFDN, maka:
PNB = PDB – PFLN + PFDN
Selisih antara PFLN dengan PFDN adalah pendapatan factor produksi netto (PFPN) atau net factor income from abroad. Dengan demikian dapat dikatakan:
PNB = PDB + PFPN
Jika PFPN bernilai negative, maka pembayaran terhadap pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri lebih besar daripada penerimaan atas balas jasa faktor produksi dosmestik yang digunakan oleh perekonomian luar negeri. Angka ini mengindikasikan bahwa nilai impor faktor produksi lebih besar daripada nilai ekspor faktor produksi. Umumnya PFPN Negara-negara berkembang seperti Indonesia bernilai negative, artinya nilai impor faktor produksi lebih besar daripada nilai ekspor faktor produksi karena di negara berkembang nilai PNB nya lebih kecil daripada nilai PDB nya.

Popular Post

Makalah Pancasila Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal

Makalah Pancasila Susunan Pancasila Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal KATA PENGANTAR Puji syukur marilah kita panjatkan ...