MAKALAH
PERILAKU
ORGANISASI
“Dasar-Dasar Perilaku
Kelompok”
KATA PENGANTAR
Atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Dasar Dari Perilaku Kelompok. Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas
mata kuliah Perilaku Organisasi dengan Dosen pengampu Dr. Lili Karmela Fitriani
S.E., M.Si. Dalam menyajikan Makalah ini kami sengaja menjelaskan secara
praktis dan pokok-pokonya saja, namun demikian pembahasannya diusahakan cukup
mendalam.
Kami menyadari bahawa Makalah ini masih terdapat kekurangan. Seiring
perkembangan zaman globalisasi ini. Seperti pepatah using “Tiada gading yang
tak retak”, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami terima.
Harapan kami, kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pihak-pihak
turut serta dalam mendukung pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. AMIN.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
bergantung,yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Orang-orang membentuk kelompok karena manusia adalah makhluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri . Maka dari itu kelompok sosial berfungsi untuk
berinteraksi satu sama lain. Kelompok dibagi menjadi dua yaitu kelompok
formal dan informal. Kelompok Formal adalah kelompok kerja yang terstruktur
atau diatur oleh aturan-aturan sedangkan kelompok informal adalah kelompok yang
tidak ditetapkan strukturnya secara formal.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa pengertian kelompok?
- Apa perbedaan kelompok
formal dan informal?
- Mengapa orang-orang
membentuk kelompok?
- Sebutkan tahap-tahap dalam
pengembangan kelompok
- Sebutkan properti kelompok
1.3 Tujuan Masalah
- Memahami apa yang dimaksud
dengan kelompok
- Bisa membedakan antara
kelompok formal dan informal
- Memahami tahap-tahap dalam
mengembangkan kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
Dasar Dari Perilaku
Kelompok
2.1. Mendefinisikan dan mengklasifikasikan kelompok
Kelompok adalah sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan
saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Kelompok dapat bersifat formal atau informal. Sebuah kelompok formal,
didefinisikan melalui keberadaan struktur organisasi, dengan penugasan kerja
yang ditetapkan untuk menentukan tugas-tugas. Dalam kelompok formal, perilaku
anggota tim yang terlibat akan ditetapkan oleh dan diarahkan menuju
tujuan-tujuan organisasi. Enam anggota awak pesawat maskapai penerbangan adalah
kelompok formal. Sebaliknya, kelompok informal adalah yang tidak ditetapkan
struktur secara formal atau tidak ditentukan secara organisasional.
Kelompok-kelompok informal adalah susunan yang terbentuk secara alamiahdalam
lingkungan kerja yang Nampak sebagai tanggapan atas kebutuhan kontak sosial.
Tiga karyawan dari departemen berbeda yang secara teratur makan siang atau
minum kopi bersamaa adalah kelompok informal. Tipe interaksi diantara para
individu ini, meskipun informal tetapi secara mendalam memengaruhi perilaku dan
kinerja mereka.
Teori identitas social (social indentity theory) yaitu sudut pandang
yang mempertimbangkan ketika dan kapan para individu mempertimbangkan para
anggota kelompoknya sendiri. Teori identitas social mengusulkan bahwa
orang-orang memiliki reaksi emosional pada kegagalan atau keberhasilan dari
kelompok mereka karena penghargaan diri terikat ke dalam kinerja kelompok.
Ketika kelompok anda melakukan dengan baik, sikap anda akan mencerminkan
kefembiraan kemenangan, dan harga diri anda sendiri akan meningkat. Ketika
kelompok anda melakukan dengan buruk, anda akan merasa kesal dengan diri anda
sendiri, atau bahkan mungkin anda akan menolak bagian tersebut dari identitas
anda. Identitas social bahkan dapat mengarahkan orang-orang untuk mengalami
kesenangan setelah melihat kelompok lainnya menderita. Kita sering kali melihat
perasaan atas penderitaan orang ini saat para fan yang bergembira karena ti
yang dibenci kalah.
Orang-orang mengembangkan banyak identitas melalui perjalanan hidup
mereka. Anda akan mendefinisikan anda sendiri sesuai dengan organisasi tempat
anda bekerja, kota tempat tinggal, profesi, latar belakang agama, etnis, dan
jenis kelamin anda. Sebagai contoh seorang veteran perang AS yang bekerja di Roma
akan sangat waspada karena berasal dari Amerika Serikat, tetapi identitas
nasional ini tidsk akan mengkhawatirkan ketika hanya ia berpindah dari Tulsa
menuju ke Tucson (kota di Negara bagiaan AS).
Identitas social membantu kita
memahami siapa kita dan dimana kita cocok dengan orang lain, tetapi identitas
sosial dapat memiliki sifat negative pula. Diatas perasaan penderitaan orang,
favoritisme dalam kelompok (ingroup favoritism) terjadi ketika kita melihat
para anggota dari dalam kelompok kita lebih baik daripada orang lain dan
orang-orang yang bukan berasal dari dalam kelompok semuanya sama saja. Hal ini
tentu merupakan Stereotip.
Kapan orang-orang akan mengembangkan identitas sosial? Beberapa
karakteristik yang membuat identitas social menjadi penting bagi seseorang:
- Kesamaan. Tidak mengejutkan,
orang-orang yang memiliki nilai atau karakteristik yang sama sebagaimana
para anggota lainnya dari organisasi mereka memiliki level identifikasi
kelompok yang lebih tinggi.
- Keunikan. Orang-orang yang
lebih cenderung memerhatikan identitas yang memperlihatkan bagaimana
mereka berbeda dari kelompok lainnya.
- Status. Oleh karena
orang-orang menggunakan identitas untuk memdefinisikan diri mereka sendiri
dan meningkatkan penghargaan diri, sehingga masuk akal bahwa mereka
tertarik dalam mengaitkan diri mereka sendiri dengan kelompok yang
memiliki status tinggi.
- Penurunan yang tidak pasti.
Keanggotaan dalam sebuah kelompok juga membantu beberapa orang memahami
siapa mereka dan bagaimana mereka menyesuaikan diri ke dalam dunia.
2.2 Tahap-tahap dalam pengembangan kelompok
Model lima tahap pengembangabn kelompok (five-stage group development),
mencirikan kelompok yang berjalan melalui tahapan yang unik, yaitu membentuk,
mempeributkan, menyusun norma, bekerja, dan membubarkan.
- Tahap pertama, tahap
membentuk (forming stage), digolongjkan sebagai sejumlah besar
ketidakpastian mengenai tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para
anggota “menguji keadaan” untuk menentukan tipe perilaku apa yang dapat
diterima. Tahap ini akan selesai ketika para anggota mulai berpikir bahwa
dirinya sendiri sebagai bagian dari sebuah kelompok.
- Tahap mempeributkan
(storming stage) adalah salah satu konflik intrakelompok. Para anggota
menerima keberadaan kelompok tetapi menentang hambatana yang melaksanakan
pada individualitas. Terdapat konflik tentang siapa yang akan
mengendalikan kelompok. Ketika tahap ini selesai, akan terdapat
suatu hirearki kepemimpinan yang relative jelas di dalam kelompok.
- Pada tahap ketiga, hubungan
yang dekat akan berkembang dan kelompok akan menunjukan kekompakan.
Sekarang terdapat rasa identitas kelompok yang kuat dan persahabatan.
Tahap menyusun normal (norming stage) ini selesai ketika struktur kelompok
mengeras dan kelompok telah berasimilasi serangkaian ekspektasi umum
mengenai apa yang mendefinisikan perilaku anggota yang benar.
- Tahap keempat adalah
mengerjakan (performing). Struktur pada poin ini sepenuhnya fungsional dan
diterima. Ebergi kelompok telah berpindah dari mengenal dan memahami satu
sama lain hingga mengerjakan tugas yang ada.
- Tahap membubarkan
(adjourning stage) adalah untuk mengakhiri kegiatan dan mempersiapkan diri
untuk pembubaran. Beberapa anggota kelompok optimis, bersenang-senang atas
pencapaian kelompok. Anggota lainnya lebih tertekan karena kehilangan
persahabatan dan pertemanan yang didapat selama kelangsungan kerja
kelompok.
- Pertemuan pertama mereka
menetapkan arah kelompok
- Fase pertama aktivitas
kelompok adalah salah satu dari inersia
- Suatu transisi terjadi tepat
ketika kelompok telah terpakai setengah dari waktu yang telah ditetapkan
- Transisi ini memprakarsai
perubahan besar
- Fase kedua dari inersia
mengikuti transisi, dan
- Pertemuan terakhir kelompok
dicirikan oleh aktivitas yang diakselerasikan. Pola ini, dinamakan model
kesetimbangan-berselang (punctuated equilibrium model).
Pertemuan pertama menetapkan arah
kelompok, kemudian suatu kerangka kerja atas pola perilaku dan asumsi-asumsi
yang ada di kelompok dalam mencapai proyek yang muncul, kadang kala dalam
beberapa detik pertama dari keberadaan kelompok. Ketika ditetapkan, arah
kelompok menguat dan tidak mungkin di evaluasi kembali selama setengah pertama
perjalanan. Ini merupakan periode kelambanan-kelompok cenderung untuk tetap
bertahan atau menjadi terkunci dalam suatu rangkaian tindakan yang tetap bahkan
jika hal ini memperoleh wawasan baru yang menantang pola dan asumsi awal.
Salah satu dari temuan yang sangat menarik dalam kajian mengenai kerja
tim adalah bahwa kelompok-kelompok yang mengalami transisi mereka persis tepat
pada pertengahan jalan antara pertemuan pertama dengan tenggat waktu resmi
apakah para anggota menghabiskan jam pada proyek mereka atau 6 bulan. Titik
tengah terlihat seperti sebuah alarm jam dinding, kesadaran para anggota yang
memuncak bahwa waktu mereka terbatas dan mereka perlu untuk bergerak. Transisi
ini mengakhiri fase 1 dan dicirikan dengan ledakan perubahan yang
terkonsentrasi, menjatuhkan pola-pola lama, dan mengadopsi sudut pandang yang
baru. Transisi menetapkan arahan yang direvisi untuk fase 2, suatu
kesetimbangan yang baru atau periode inersia yang mana kelompok menjalankan
rencana yang diciptakan selama periode transisi.
Pertemuan terakhir kelompok dicirikan dengan lonjakan aktivitas terakhir
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Secara ringkas, model yang diselingi
kesetimbangan mencirikan kelompok yang menunjukan periode kelambanan yang lama
yang diselingi dengan perubahan revolusioner yang ringkas yang dipicu terutama
oleh kesadaran para anggota atas waktu dan tenggat waktu. Perlu diingat, bahwa
model ini tidak dapat diterapkan pada semua kelompok tetapi disesuaikan dengan
kualitas yang terbatas atas kelompok tugas yang bersifat sementara yang bekerja
dibawah tenggat waktu.
2.3 Properti Kelompok : Peranan,Norma,Status,Besaran,Kekompakan dan Keragaman
- Properti
Kelompok 1 : Peran
- Peran
(role)
Peran (Role) merupakan suatu rangkaian pola perilaku yang diharapkan
yang dikaitkan dengan sesesorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit
sosial.
- Persepsi
Peran ( role perception)
Merupakan suatu sudut pandang individu mengenai bagaiamana dia
seharusnya bertindak dalam suatu situasi tertentu.
- Ekspetasi
Peran (role expectation)
Adalah cara orang lain meyakini anda bertindak dalam suatu konteks
tertentu. Di tempat kerja,kita melihat ekspestasi peran melalui
perspektif kontrak psikologis,yaitu sebuah perjanjian yang tidak tertulis yang
mengemukakan apa yang manajemen harapkan dari karyawan dan sebaliknya.
- Konflik
Peran (role conflict)
Adalah situasi dimana individu dihadapkan oleh ekspektasi peran yang
berbeda-beda.
2. Properti Kelompok 2 : Norma
- Norma,seluruh
kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan sosialnya.
- Kepatuhan
(conformity
Adalah penyesuaian perilaku seseorang
agar sejalan dengan norma kelompok. Contoh : sebagai seorang anggota dari suatu
kelompok anda menginginkan penerimaan oleh kelompok.Dengan demikian,anda rentan
dengan kepatuhan pada norma-norma kelompok.
- Perilaku
menyimpang di tempat kerja(deviant workplace behavior)
Merupakan perilaku bersifat sukarela yang melanggar norma organisasi
secara signifikan dan dengan demikian dapat mengancam kesejahteraan organisasi
atau para anggotanya.
3. Properti Kelompok 3 : Status
- Status
Merupakan suatu posisi yang didefinisikan secara sosial atau peringkat
yang diberikan kepada kelompok atau para anggota kelompok oleh orang lain.
- Menurut
teori karakteristik status yang menentukan Status adalah sebagai berikut:
-
Kekuasaan seseorang yang dimiliki atas
orang lain,mereka cenderung mengendalikan sumber daya kelompok,maka orang-orang
yang mengendalikan hasil cenderung sebagai penyandang status yang yang tinggi.
-
Kemampuan seseorang untuk memberikan
kontribusi bagi tujuan kelompok. Orang-orang yang memiliki kontribusi yang sangat
penting bagi kesuksesan kelompok cenderung memiliki status yang tinggi.
-
Karakteristik pribadi
individu,seseorang yang memiliki karakteristik pribadi akan dinilai secara
positif oleh kelompok. Misalnya dilihat dari penampilan yang bagus,cerdas,uang
atau kepribadian yang ramah biasanya memiliki status yang lebih tinggi daripada
seseorang dengan atribut nilai yang lebih sedikit.
- Status
Dan Norma
Status memiliki efek yang lebih menarik
pada kekuasaan norma dan tekanan untuk mematuhi. Para individu yang memiliki
status yang tinggi sering kali diberikan lebih banyak kebebasan menyimpang dari
norma daripada para anggota kelompok lain. Contoh : Para dokter secara
aktif menolak keputusan administratif yang dibuat oleh karyawan di perusahaan
asuransi yang memiliki peringkat lebih rendah.
- Status
dan Interaksi Kelompok
Orang-orang yang memiliki status yang
tinggi cenderung menjadi anggota kelompok yang lebih sombong,mereka lebih
sering berbicara dengan bebas,lebih banyak mengkritik,lebih banyak perintah dan
lebih sering menginterupsi anggota lain.
- Ketidakadilan
status
Hal yang dianggap sebagai ketidakadilan
akan menciptakan ketidakseimbangan yang mana menginspirasi bermacam-macam tipe
perilaku korektif.
4. Properti Kelompok 4 : Besaran
Salah satu dari temuan yang paling penting mengenai besaran kelompok
dengan memperhatikan kemalasan sosial,kecenderungan bagi para individu untuk
mengeluarkan sedikit upaya ketika bekerja secara kolektif darpada secara
sendiri. Hal ini secara langsung menantang asumsi bahwa produktivitas kelompok
sebagai suatu keseluruhan sedikitnya sama dengan jumlaj produktivitas para
individu yang berada di dalamnya
5. Properti Kelompok 5 : Kekompakan
- Kekompakan
(Cohesiveness)
Keadaan yang mana para anggota kelompok tertarik satu sama lain dan
termotivasi untuk tetap bertahan dalam kelompok.
6. Properti Kelopok 6 : Keragaman
Property terakhir dari kelompok yang
kita pertimbangkan adalah keragaman di dalam keanggotaan kelompok, atau
keaadaan yang mana para anggota kelompok sama dengan anggota berbeda dari, satu
sama lain. Sejumlah bersar riset dilakukan mengenai bagaimana keragaman
memenuhi kinerja kelompok. Beberapa riset melihat pada rasial, gender,
perbedaan perbedaan lainnya. Secara keseluruhan, study mengidentifikasikan
biaya maupun manfaat dari keragaman kelompok.
Salah satu kajian membandingkan
kelompok yang beragam secara budaya ( terdiri atas orang-orang dari
Negara-negara berbeda) dan homogeny terdiri atas orang-orang dari Negara yang
sama. Kelompok- kelompok ini melakukan dengan sangat adil, tetapi para anggota
dari kelompok yang beragam kurang terpuaskan dengan kelompok – kelompok mereka,
kurang kompak, dan memikiki lebih banyak konflik. Kajian lainya meneliti
pengaruh dari perbedaan dalam masa jabatan kinerja, riset rekayasa tehnik dan
pengembangan kelompok. Ketika sebagian besar orang kurang lebih memiliki
tinggkat masa jabatan yang sama, maka kinerja akan tinggi, tetapi masa jabatan
keragaman yang semakin meningkat, maka kinerja akan turun.level masa jabatan
yang lebih tinggi tidak terkait dengan kinerja kelompok yang lebih rendah
ketika mendapat praktik sumber daya manusia yang berorientasi pada tim yang
efektif. Tim yang memiliki nilai dan opini di para anggota yang berbeda akan
cenderung akan mengalami banyaknya konflik.
Secara kultural dan demografis kelompok
yang beragam dapat melakukan dengan lebih baik dari waktu ke waktu, dalam
karakteristik yang dapatdiamati misalnya asal Negara, ras, gender,
memperingatkan orang atas kemungkinan kemungkinnan level keragaman yang
mendalam yang mendasari tingkah laku, nilai dan opini.
Salah satu studi mengenai prilaku
menemukan bahwa para hakim yang beragam lebih cenderung untuk berunding lebih
lama, berbagi lebih banyak informasi dan membuat sedikit kesalahan factual
ketika membahas bukti. Dua studi yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa MBA
menemukan bahwa tanpa level keragaman mengarahkan pada membukaan yang lebih
besar bahkan tanpa level kegunaan yang mendalam.
- Lini
Kesalahan
Lini kesalahan atau divisi yang
dipandang membagi kelompok – kelompok menjadi dua atau lebih subkelompok yang
didasarkan pada perbedaan individual misalnya jenis, kelamin, ras, umur,
pengalaman kerja, dan pendidikan.
Riset dalam lini kesalahan telah
menunjukan bahwa membagi pada umumnya merugikan bagi fungsional dan kinerja
kelompok. Subkelompok dapat menyelesaikan persaingan satu sama lain, yang mana
menghabiskan waktu dari tugas pokok dan membahayakan kinerja kelompok. Kelompok
– kelompok yang memiliki subkelompok lebih lamban dalam mempelajari, mengambil
keputusan yang lebih beresik, kurang kreatif dan mengalami lefel konflik yang
lebih tinggi. Subkelompok cenderung kurang untuk mempercayai satu sama lain.
Studi lain memp-erhatikan bahwa
permasalahan – permasalahan yang berasal dari lini kesalahan yang kuat yang
didasarkan pada gender dan pendidikan utama akan diadakan ketika
peranan-peranan mereka adalah jalan pintas dan kelompok sebagai suatu
keseluruhan yang diberikan tujuan umum untuk mengupayakannya. Strategi tersebut
memaksa kolaborasi antara para anggota subkelompok dan menitikberatkan upaya
mereka para pencapaian tujuan yang melampaui batasan yang dipaksakan oleh lini
kesalahan.
Riset mengenai lini kesalahan
menyarankan bahwa keragaman dalam kelompok merupakan pedang permata dua, riset
terbaru mengidentifikasikan bahwa mereka dapat secara strategis di pekerjaan
unrtuk meningkatkan kinerja.
2.4 Pengambilan Keputusan Kelompok
- Kelompok
Versus Individu
Kekuatan Pengambilan Keputusan
Kelompok. Kelompok dapat menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih
lengkap. Dengan menggabungkan sumber daya dari beberapa individu, maka kelompok
akan membawa lebih banyak input serta heterogenitas e dalam proses keputusan.
Hal ini akan membuka peluang untuk mempertimbangan lebih banyak pendekatan dan
alternatif. Terakhir, kelompok mengarah pada meningkatnya penerimaan suatu
solusi.
Kelemahan Pengambilan Keputusan
Kelompok. Keputusan kelompok menghabiskan waktu karena kelompok-kelompok
umumnya memerlukan lebih banyak waktu untuk mencapai suatu solusi. Terdapat
kepatuhan tekanan. Pembahasan kelompok dapat didominasi oleh salah satu atau
beberapa anggota. Jika para anggotanya hanya berkemampuan rendah dan medium,
maka keseluruhan menjadi kurang efektif. Terakhir, keputusan kelompok yang
lemah akan menimbulkan tanggung jawab yang ambigu.
Efektivitas dan Efisiensi. Pengambilan
keputusan kelompok memerlukan lebih banyak jam kerja daripada individu yang
menyelesaikan permasalahan yang sama sendirian. Pengambil keputusan individu
harus menghabiskan sejumlah besar waktu untuk melakukan tinjauan atas data-data
dan berbicara pada orang lain. Dalam memutuskan apakah menggunakan kelompok,
kemudian, para manajer harus menilai apakah peningkatan dalam efektivitas jauh
lebih banyak dari cukup untuk mengimbangi penurunan dalam efisiensi.
- Pemikiran
Kelompok dan Pergeseran Kelompok
Dua produk dalam pengambilan keputusan
kelompok yang berpotensial untuk mempengaruhi kemampuan kelompok untuk menilai
alternatif secara objektif dan hingga mencapai solusi yang bermutu tinggi.
Pertama, disebut pemikiran kelompok,
terkait dengan norma. Ini menggambarkan situasi yang mana tekanan kelompok atas
kepatuhan mencegah kelompok dari secara kritikal menilai pandangan yang tidak
biasa, minoritas, atau tidak populer.
Fenomena kedua adalah pergeseran
kelompok, yang mana menggambarkan cara para anggota kelompok cenderung untuk
melebih-lebihkan posisi awal yang mereka pegang ketika membahas suatu rangkaian
alternatif tertentu dan sampai pada suatu solusi.
- Gejala pemikiran kelompok :
- Para anggota
merasionalisasikan setiap perlawanan atas asumsi yang telah mereka buat.
Tidak peduli seberapa kuatnya bukti akan bertentangan dengan asumsi dasar
mereka, mereka akan berperilaku sehingga dapat memperkuat mereka.
- Para anggota menerapkan
tekanan secara langsung pada mereka yang sesaat mengekspresikan keraguan
mengenai beberapa pandangan yang dibagikan kelompok, atau siapa yang
mempertanyakan keabsahan argumen yang mendukung alternatif yang disukai
mayoritas.
- Para anggota yang memiliki
sudut pandang yang meragukan atau berbeda yang berusaha untuk menghindari
menyimpang dari apa yang terlihat merupakan hasil konsesus kelompok dengan
berdiam diri mengenai kesangsian dan bahkan meminimalkan pentingnya
keraguan mereka pada diri mereka sendiri.
- Terdapat suatu ilusi
kebulatan suara. Jika seseorang tidak berbicara, diasumsikan bahwa dia
telah patuh sepenuhnya.
-
Pergeseran Kelompok atau Polarisasi
Kelompok
Pergeseran yang mengarah pada
polarisasi telah menghasilkan beberapa penjelasan. Misalnya, telah diperdebatkan
bahwa pembahasan membuat para anggota menjadi lebih nyaman satu sama lain, dan
oleh karenanya, lebih bersedia untuk mengekspresikan versi ekstrim dari posisi
awal mereka. Argumen lainnya adalah bahwa kelompok memencarkan tanggung jawab.
- Teknik-Tenik
dalam Pengambilan Keputusan Kelompok
Bentuk yang paling umum dari
pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam kelompok yang berinteraksi. Para
anggota saling bertemu berhadapan muka dan bergantung pada interaksi
verbal dan nonverbal untuk berkomunikasi. Tetapi, kelompok yang berinteraksi
sering kali memeriksa diri mereka sendiri dan menekan para anggota individu
untuk memgarah pada kepatuhan opini.
Sumbang pendapat dapat mengatasi
tekanan atas kepatuhan yang mengurangi kreativitas dengan mendorong beberapa
dan semua alternatif selain menahan kritikan-kritikan. Dalam sesi sumbang
pendapat, setengah lusin dan lusinan orang duduk mengelilingi meja. Pemimpin
kelompok menyatakan bahwa permasalahan telah jelas sehingga seluruh partisipan
memahaminya. Para anggota kemudian bebas mengungkapkan sebanyak mungki
alternatif semampu mereka dalam suatu lamanya waktu yang ditentukan.
Untuk mendorong para anggota “berpikir di luar kotak”, tidak boleh ada
kritikan, seluruh gagasan meskipun saran-saran yang sangat aneh, ditampung
dalam pembahasan dan dianalisis selanjutnya.
Secara spesifik, permasalahan
dihadirkan dan kemudian kelompok akan mengambil langkah-langkah berikut.
- Sebelum pembahasan
dilakukan, setiap anggota secara independen menulis gagasan-gagasan atas
permasalahan.
- Setelah periode hening,
masing-masing anggota akan menghadirkan salah satu gagasan kepda kelompok.
Tidak ada pembahasan yang dilakukan hingga seluruh gagasan telah
dihadirkan dan dicatat.
- Kelompok membahas
gagasan-gagasan untuk menjernihkan dan mengevaluasinya.
- Masing-masing anggota
kelompok dengan diam dan independen memeringkatkan sesuai urutan gagasan.
Gagasan dengan peringkat keseluruhan yang tertinggi akan menentukan
keputusan final.
Kelebihan utama dari teknik kelompok nominal adalah bahwa teknik ini
memungkinkan bagi kelompok untuk bertemu secara formal tetapi tidak menghambat
pemikiran yang independen.
BAB III
ANALISIS KASUS
3.1 Kasus :
Ada seorang siswa bernama Puspa,mengikuti sebuah grup di dunia maya yang
bertujuan untuk menyatukan anak-anak dance yang ada di dunia. Akhirnya terjadi
hilangnya kontak dan komunikasi dari salahsatu anggota dari grup tersebut yang
berasal dari luar negeri.
3.2 Analisis Kasus
Kasus tersebut termasuk kedalam kelompok informal. Yaitu kelompok
kepentingan(Interest group) yaitu bentuk kelompok karena sama-sama menyukai
dance. Kelompok ini tidak terikat. Jadi,sebenarnya anggota dapat masuk atau
keluar dari grup tersebut. Dari contoh kasus tersebut jika tidak ingin terjadi
loss contact antara anggota kelompok seharusnya saat ada yang ingin masuk
kedalam grup lebih baik di data biodata/profilnya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap
struktur sosial kelompok dan norma yang di adopsinya. Jadi ketika sebuah
kelompok memasuki dunia organisasi maka karakteristik yang di bawanya adalah
kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa
lalunhya. Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula
terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja maupun
tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan
diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan
umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk
mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu periode waktu.
4.2 Saran
Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah
organisasi baik itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradapsi
dengan keadaan organisasi tersebut dan hanhya mempertahankan prilaku yang baik
saja sewaktu berada dalam kelompok ke dalam organisasi